arman
YUNANI MENGGELIAT
Malam itu, atau tepatnya pagi itu, dua jam menjelang subuh saya bangun lebih cepat dari alarm rutin harian saya. Memang cukup sering saya terbangun tengah malam. Biasanya saya melanjutkan dengan aktivitas ibadah atau mempelajari ulang pekerjaan saya sebelum tidur kembali jika masih ada waktu. Namun entah kenapa malam itu saya memutuskan untuk membuka Yahoo Messenger. Dan kebetulan sekali, begitu login, sebuah nama yang sudah tahunan tidak saling menyapa muncul diantara nama yang sedang online. “N##at” seorang ahli konstruksi pipa berkebangsaan Turki keturunan Pomaks ada di antara nama itu. Setelah saling menyapa dan bertukar kabar, kami pun asik bercerita situasi masing-masing.
Karena sama-sama berkecimpung di industri migas, maka itulah yang menjadi titik mula pembicaraan kami. Namun industri migas Internasional adalah sebuah bidang yang tidak bisa dilepaskan dari situasi geopolitik dunia. Pembicaraan pun mengalir ke arah situasi geopolitik saat ini dan begitu banyak informasi yang dijabarkan oleh teman online saya itu yang rasanya bagus untuk kita jadikan bahan diskusi bersama.
Diskusi kami berdua itu saya rangkum dalam  dua  tulisan, yaitu tulisan ini tentang Yunani dan tulisan kedua nanti tentang Turki.
arman1
“Berebut pion bernama Yunani”
“Pulangkan saja negeri pengutang itu ke dewa-dewanya” ujar seorang Amerika yang jengkel melihat berita penolakan Yunani terhadap sanksi lebih jauh yang akan diterapkan Uni Eropa terhadap Russia. Akibat penolakan itu maka sanksi untuk Russia pun belum bisa diputuskan karena UE memiliki mekansime konsensus dalam menerapkan sanksi terhadap sebuah negara.
“Maksudmu membiarkan mereka jatuh ke tangan Russia? Tahukah kamu Russia bersedia mem-“bail-out” semua hutang-hutang mereka?” timpal rekan kerjanya yang orang Jerman. N##at menimpali “Jangan lupakan jalur Selatan gas Russia yang akan dipindahkan melewati Yunani” sambil menggoda dua rekan kerjanya itu. “Aku tidak perduli selama mereka bisa membayar hutang-hutang mereka. Jerman-lah yang telah banyak menalangi kebangkrutan Yunani sehingga Euro masih bisa stabil hingga hari ini.” lanjut si Jerman meninggalkan tempat. “Kalian Turki, kalian ini NATO tapi masih saja bekerjasama dengan musuh besar NATO itu” ujar si Amerika. Tanpa menunggu jawaban si N##at, si Amerika itu pun meninggalkan ruangan.
Kemenangan partai sayap kiri di Yunani telah membawa keguncangan atau setidaknya kebingungan di Uni Eropa. Partai sayap kiri yang bisa menang dengan memanfaatkan sentimen masyarakat Yunani yang bosan diperlakukan sebagai “orang sakit” oleh Barat, kesamaan budaya yang dekat dengan Russia serta kembalinya investor Russia ke Yunani telah membuat Uni Eropa menjadi gamang. Kedekatan pemimpin baru Yunani dengan Russia mulai menimbulkan “masalah”.
Penolakan Yunani terhadap sanksi baru terhadap Russia membuat Uni Eropa kebingungan untuk memperbaharui sanksi mereka terhadap Russia yang akan berakhir Maret 2015 ini. Meski marah namun mereka tidak berdaya menghadapi negara pengutang “tidak tau diri” itu. Mereka telah mengucurkan begitu banyak dana untuk mencegah kejatuhan Yunani yang jika tidak dilakukan akan dapat menyeret kejatuhan mata uang Euro. Perlakuan buruk dari Uni Eropa terhadap Yunani hanya akan menimbulkan salah satu atau kedua masalah ini : Yunani tidak bisa membayar hutang-hutangnya sehingga dapat menyebabkan mata uang Euro terjerembab kembali dan atau Yunani akan “dipegang” oleh Russia.
Saat ini pun Yunani pun telah mendapat “hadiah” dari Russia dengan dipindahkannya jalur pipa gas selatan Russia ke wilayah mereka yang tadinya akan melewati Bulgaria. Russia yang sempat bingung bagaimana meneruskan proyek pipa gas selatan kini menemukan titik terang setelah Bulgaria tidak kuasa menahan tekanan Uni Eropa untuk melarang pipa gas Russia melewati wilayah negaranya.
Lebih jauh lagi, kesediaan Russia untuk membail-out hutang-hutang Yunani dipastikan akan membuat Yunani menjadi duri dalam daging dalam semua kebijakan NATO terhadap Russia karena Yunani juga menjadi anggota NATO. Tinggallah kini Amerika yang harus memutar otak untuk mengatasi masalah Yunani setelah Uni Eropa kebingungan menghadapinya. Jika tidak diatasi dengan baik maka selangkah lagi Yunani akan menjadi agen ganda yang akan selalu merepotkan NATO dan Uni Eropa dalam berhadapan dengan Russia.
By: Patsus NAMRAENU
pak kumis
OBROLAN DIwarung Kopi
Warung Kopi Pak Kumis yang selalu rame ditongkrongi oleh para Patsus dengan obrolan santai rakyat jelata, dimulai membahas kisah Patsus Namraenu diatas..Di Sabtu malam  itu obrolan  kelas warung kopi dimulai
Bung KS : Ane mau tanya bung  soal minyak bumi … soalnya ane pernah baca kalau minyak bumi itu bukan berasal dari fosil dan merupakan mineral yang tidak diketahui sumbernya. Dan diduga bahwa minyak bumi tidak akan pernah habis, ya sama seperti air dan udara. Bahkan di salah satu kilang minyak di Amerika sana yang seharusnya sudah habis menurut perhitungannya, malah kemudian tiba tiba mampu menghasilkan minyak bumi yang 2-3 kali lipat dari pertama dieksplorasi. ..Bener gak sih?
Bung Namraenu : Betul Yang dikatakan Bung KS ada benarnya. Sejarah minyak ada yang dimanipulasi demi kepentingan penguasaan energi dunia oleh sekelompok elit tersembunyi.
Bung Hadna : Cara Eropa memperlakukan Yunani sudah dianggap sebagai penjajahan oleh rakyat Yunani sendiri, praktis hanya Germany yang selalu mensupport Yunani sendirian sedang anggota UE yang lain tidak begitu…. Campurtangan Germany akhirnya “memaksa” untuk Rusia turun tangan untuk mem bail out Yunani karena Germany juga khawatir bahwa Indonesia tidak akan seterusnya menjadi penyelamat Eropa….ini pemikiran dan analisa saya Bung  namraenu …..hehehe
Bung Namraenu : Kurang lebih begitu Bung Hadna. Uni Eropa itu sebenarnya setengah hati dalam mendukung Amerika menghadapi Russia dalam soal Ukraina. Tapi yah begitulah, nasib mereka terjepit diantara dua raksasa.
Bung Hadna: Padahal sebagian negaraa negara  besar UE sudah “dibantu” oleh Indonesia… Mereka “iri” dengan Rusia yang punya klien terbesar sepanjang sejarah industri pertahanan mereka…. Sebetulnya US lah yang ketinggalan, meski tidak begitu jauh, tapi nilai penjualan militer mereka lebih kecil… Yang jelas dengan masuknya pipa gas Rusia, maka Yunani akan lebih fleksibel dengan anggaran mereka, karena pendapatan dari pipa Rusia ini cukup besar…… bukan demikian Bung Namraenu ?
Bung Namraenu: Tepat sekali bung Hadna. Makanya Yunani bisa agak “jumawa” sedikit. Apalagi Yunani dan Russia kan sama-sama mayoritas Katolik Ortodox sehingga secara budaya mereka sebenarnya lebih dekat daripada ke Barat.
Pak Kumis pemilik warung menawarkan Gorengan yang masih Hangat untuk disantap Pengunjung Warungnya,, Para Patsus Yang semakin hangat dengan obrolan dan Kopi Tubruknya meneruskan obrolannya dan tidak mempedulikan tawaran pak kumis.
Bung Hadna : Tinggal analisa Turki ini…secara historis ke dua negara Eropa ini pernah terlibat perang terbuka memperebutkan Siprus…. Kalau sampai mereka belajar dari Indonesia, maka kerjasama dengan China soal HQ-16 adalah berkat pengaruh Indonesia….hehehehe….just my imagination bung Namraenu ….
Imajinasi saja , Eropa sekarang dikendalikan oleh 4 negara, tiga negara sekawan dan satu negara “perusuh”… Tiga sekawan ini hanya dua yang asli Eropa: Germany dan Rusia, sedangkan Indonesia berada di balik “layar”…
Tiga negara inilah sebetulnya yg memastikan Eropa tetap stabil dalam hal perekonomian meski masih ada perlambatan…
Sedangkan US sudah mulai kehilangan taring di Eropa karena sudah menutup 15 pangkalan militer aktif mereka, dan justru ini yg “menampar” US ketika Rusia mulai menunjukkan “taring” kembali…. US berpikir dengan menjepit China dan Indonesia, Rusia akan “limbung”, tapi ternyata Indonesia, lebih dulu meperoleh kepercayaan dari negara negara  besar Eropa…… US mulai “keringat dingin”….hehehe
Bung Namraenu : Siaap. Bung Hadna Memang benar. Ternyata banyak negara di dunia ini yang sudah muak dengan tingkah Amerika, bahkan di kalangan sekutunya sendiri. Di antara negara-negara itu ada yang berani menunjukkannya dan ada pula yang diam-diam “bermain di belakang” meski di depan menunjukkan bahwa seolah-olah mereka masih sahabat setia Amerika.
Bung FAD : Jangan lupakan Prancis yang memang bandel (sambil nyomot sepotong Pisang Goreng)
Bung LA :hahaha..itulah pintarnya mereka bung Namraenu.btw Pembahasan lanjut soal Turki kapan neh..musuh bebuyutan soalnya ama si mbakyu nani (Yunani)
Bung Thyo : Pemanasan Global,bumi seperti manusia kalau kepanasan keluar air dan minyak’a skalian,hehehe,ngarep..
Menarik nih ulasannya ,penasaran dengan pembahasan Turki selanjutnya ,kira kira seperti apa ya ?
Bung Namraenu : Tentang Turki besok malam ya bung LA dan bung Thyo Kata teman saya itu mereka orang-orang Turki malah belajar dari Indonesia dalam “memanfaatkan” situasi di negara sekitar mereka.
Pak Kumis : Aduh pade keasikan ngobrol.. Emangnya Mbakyu nani itu siapa sih,?, ntu Gorengannya dimakan biar nambah rejeki ane,,
Hahahahahaha…Para Patsus pun tertawa bersama mendengar Komplain pemilik Warung yang dagangannya gak disentuh karena keasikan Ngobrol,,
Obrolan Para Patsus Diwarung Kopi Pak Kumis
Gambar by ; Patsus Citox Googel