Sunday, July 12, 2015

GADIS CANTIK ATAU WILDCARD..?

17816_1608110179423560_4502116171386027731_n
Senang sekali bisa menjamu makan para tamu Kedutaan Korea di Kuala Lumpur. Sudah cukup lama kami tidak kongkow, mengingat berbagai aktivitas yang telah menyita waktu kami belakangan ini. Seperti biasa, pertemuan kami selalu dalam suasana ceria.
Pesta kecil kali ini diselenggarakan di salah satu sudut hotel kami yang menghadap ke kolam renang. Menu Korea yang dipadupadankan dengan menu Dendeng Batoko dari wilayah Sumatera Barat, serta sate manis ala Makassar yang disajikan bersama saus kacang, serta ikan bakar dan asinan mangga muda, menjadi pelengkap mini BBQ Party kami. Jangan tanya soal pedasnya, saya bukan penikmat kuliner pedas, jadi lumayan agak kewalahan..! Hehehe..!
Tapi bagi orang Korea, pedas adalah sebuah ciri khas..!
Isu ekonomi dunia, olah raga, cinema, pariwisata, pertahanan dan perang, semua berbaur menjadi satu. Rasa kesal dan emosi tampak jelas saat mereka membahas soal serangan terhadap Dubes US di sana. Namun saya salut, mereka sangat dewasa, tidak menghasut dan memvonis secara membabi buta terhadap tersangka pelaku. Mereka lebih analitis untuk menemukan motiv yang sebenarnya. Akhirnya, obrolan pun tergiring pada sektor ekonomi.
Saya seorang pendengar yang baik, setidaknya itulah hal yang selalu saya usahakan. Meski mereka tahu bahwa pelakunya adalah Kore Utara, tapi mereka lebih ingin mengetahui who is the main actor..?
China..? Hahaha, I don’t care who is it? Whoever, sebaiknya tidak mengulanginya lagi.
Ternyata Korea sangat meyakini dengan aliansi kekuatan yang terjalin antara Korea, US, Japan dan Taipei. Yang mereka khawatirkan justru jika tragedi itu dilakukan semata-mata untuk mengoyak fokus US di Asia, artinya percikan itu akan kerap terjadi di kemudian hari, sedangkan si aktor utama akan terus berbenah di tempat yang tersendiri.
Ketika iseng menanyakan maksud tempat tersendiri tersebut, mereka menunjuk ke arah South China Sea. Mereka bimbang dengan masih rapuhnya aliansi yang ada, mengingat kekuatan dan koordinasi yang tidak merata. Australia dinilainya belum bisa menjadi wakil US sebagaimana Japan di Timur. Begitupun dengan negara-negara claimant yang ada, belum menemukan langkah yang sehaluan, dan tidak melihat LCS sebagai sebuah kepentingan bersama, sehingga sangat rentan terjadinya pergesekan, karena player of the war akan terlihat lebih banyak. Akan berbeda jika Asean Claimant countries ini bersatu untuk menghadapi China, maka kontrol atas konflik akan lebih mudah. Permasalahannya bukan siapa yang sanggup dan dapat mengontrol, tetapi lebih kepada siapa yang pantas mengontrol.
laut cina selatan
China telah memberikan sinyal yang nyata terhadap kehadiran Indonesia sebagai penengah, begitupun dengan Russia yang walaupun tidak memiliki kepentingan langsung, namun akan sangat bergantung dengan stabilitas Indonesia. Bisa dipahami mengapa negara-negara itu sangat membimbangkan stabilitas kawasan ini, karena jikalau pergesekan yang ada telah merambat menjadi konflik perang terbuka, hampir bisa dipastikan bahwa ruang pelayaran dunia akan memuai dan dunia akan terasa menjadi lebih lebar, dimana saat itu, Indonesia akan menanggung beban hampir sepertiga lalulintas laut dunia.
Jika ini yang akan terjadi, sangat bisa dimengerti mengapa dunia begitu ramah terhadap kita. Karena di Nusantara inilah masa depan mereka disandarkan. Bak gadis jelita, kita akan selalu diperhatikan atau bahkan dimanjakan. Tapi kita juga seorang sahabat yang sangat diharapkan. Kehadiran kita sangat dinantikan, meski sebenarnya kita tidak memiliki kepentingan. Ibarat ATP Tour, ranking kita mungkin berada di luar 100 besar, tapi karena kita telah menyediakan tempat dan fasilitas, maka kita pun berhak atas Wild Card. Di saat itu kita akan bermain tanpa diperhitungkan, tapi akan menjadi kuda hitam bila kita matang membuat perhitungan..! Sesungguhnya, inilah yang dunia sangat khawatirkan.
Netral, kuat, santun dan bijak..! Itulah mungkin sejatinya sosok Indonesia yang diharapkan oleh dunia. Berada di pusat pertumbuhan peradaban masa depan dunia, adalah sebuah tantangan. Akankah kita sekedar diam menantikan uluran simbol rayuan, atau justru aktif memanfaatkan wild card yang kita dapatkan..?
By : PatKU Yayan@indocuisine

No comments:

Post a Comment