Sunday, July 12, 2015

AIR BERAS

Sehat Dan Cantik Dengan Air Beras
Bagi penduduk Indonesia yang mengkonsumsi beras setiap hari, pasti sudah sangat akrab dengan air beras, atau tepatnya air cucian beras. Kebanyakan diantara kita, pasti akan membuangnya begitu saja. Walhasil, air cucian beras hanya sebatas menjadi air limbah..!
Kebiasaan atau mungkin lebih tepat disebut sebagai gaya hidup sedemikian ini, secara langsung atau pun tidak langsung telah mendorong para ahli industri pangan untuk menciptakan varietas padi atau beras yang tidak memerlukan proses pencucian.
Akhirnya kitapun mengenal varietas beras kristal yang tidak perlu dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak, atau mungkin paling tidak hanya dicuci sekali saja. Bandingkan dengan beras yang biasa kita jumpai di rumah, kadang beras dicuci hingga dua atau tiga kali..!
Tidak ada yang salah, anggap saja demikian..! Hehehe..! Tentu mereka yang melakukan pencucian beras sebanyak itu juga memiliki alasan dan keyakinan tersendiri. Semuanya sangat relatif, defend to the conditions..!
Jujur, sewaktu kecil dulu, saya juga merasa jijik dengan air cucian beras.
Dalam pikiran dan pengetahuan saya, air beras adalah air kotor..!
Maka terbayanglah segerombolan kambing yang baru pulang dari penggembalaan menuju kandang-kandang mereka di tengah kampung, nun jauh di kampung halaman ayahanda di Cirebon.
Sebelum memasuki kandang semula, sang Tuan biasanya telah menyediakan sejumlah air cucian beras di depan kandang kambing dan domba.
Kambing atau domba-domba itu pun akan meminumnya dengan lahap hingga ludes.
Bagi kambing, air cucian beras sepertinya telah menjadi sebuah minuman lezat yang menyegarkan, sekaligus menyehatkan. Terbukti kambing-kambing itu terlihat sehat dan gemuk.
Saat berkesempatan melanjutkan pendidikan di kota Makassar (d/h. Ujung Pandang), Sulawesi Selatan, air beras ternyata memiliki manfaat yang lebih baik. Masyarakat di Sulawesi sudah sejak turun temurun menggunakan air cucian beras untuk memperkaya cita-rasa pada masakan daging berkuah, khususnya Cotto Makassar dan Palu Basa.
Jangan geli dulu, karena air cucian beras yang digunakan biasanya adalah air bilasan yang kedua dan seterusnya.
Berkat air cucian beras ini pula, masyarakat Indonesia kini mengenali dan mengakui bahwa Cotto Makassar sebagai salah satu karya kuliner terbaik di Indonesia. Luar biasa, saya bangga dan bahagia..!
Pun demikian, ketika saya ditugaskan ke Thailand. Hal serupa kembali saya temukan. Air beras telah menjadi salah satu faktor rahasia bagi kelezatan masakan Tom Yam khas Thailand.
Air beras telah menjadi unsur utama kelezatan masakan berkuah di negeri Gajah Putih. Bahkan sang Raja pun sudah tidak geli lagi terhadap air yang bagi sebagian warga Indonesia, mungkin masih menjadi sesuatu yang menjijikan..!
Lain di Indonesia, lain di Thailand, lain pula di Eropa, Amerika ataupun Afrika. Di ketiga benua itu, beras bukan lagi sebagai bahan pangan yang utama. Masyarakat disana lebih mengenal pasta, roti dan umbi-umbian.
Namun demikian, masih ada sedikit kesamaan, meski bukan pada air cucian. Baik masyarakat Eropa, Amerika ataupun Eropa, semua masih memanfaatkan air rebusan pasta ataupun umbi-umbian, untuk mengolah makanan lebih lanjut. Hal ini justru bertolak belakang dengan kebiasaan orang Indonesia ataupun Thailand yang lebih suka membuang air rebusan pasta atau rebusan umbi-umbian.
Bagi kita, barangkali hal itu bukanlah bagian dari budaya kuliner lokal, sehingga belum bisa melihat nilai dan manfaat yang terkandung di dalamnya secara benar. Namun inilah fakta perbedaan budaya yang sebenarnya akan lebih baik jika kita secara sadar untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena selain melezatkan makanan, air-air itupun terbukti menyehatkan.
Bahkan nenek moyang kita telah sejak lama memanfaatkan air tajin, yang notabene adalah air rebusan beras, untuk mempercepat proses pemulihan si pasien.
Berkaca dari budaya dan tradisi tersebut, saya meyakini pasti ada hal-hal lain yang mungkin kita anggap sepele dan atau menjijikan, namun pada kenyataannya mampu memberikan manfaat yang diluar dugaan dan perkiraan. Mari berbagi, alam anda adalah milik sesama..!

By : Yayan@indocuisine

No comments:

Post a Comment