18496_1604686243099287_1659960048605698028_n
Belum hilang dari ingatan kita tentang keberhasilan PT PAL dalam memenangkan tender project pengadaan kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) untuk angkatan bersenjata Philippines. Untuk pertama kalinya kita berhasil mengeksport kapal perang bertonase besar dengan penuh kebanggaan. Bagaimana tidak berbangga, di putaran akhir tender terbuka internasional itu, kita berhasil menyingkirkan sang maestro Daewoo dari Korea. Daewoo tak lain adalah pemiliki blueprint LPD yang kita miliki, kita buat dan kita ajukan dalam tender tersebut..!
Sebagian pihak mungkin heran dan kurang percaya atas keberhasilan PT PAL dalam persaingan global tersebut. Namun kalau kita kaji kembali segala jerih payahnya dalam menyerap Iptek saat turut-serta dalam project pembelian LPD Makassar Class, rasanya tidak ada satupun hal yang perlu kita sangsikan ataupun kita ragukan..!
11024688_1604686273099284_5133596496741109945_n
Di tangan insinyur PT PAL, LPD Makassar Class diredesign sesuai dengan selera dan kebutuhan TNI AL. Kapal LPD yang semula hanya mampu mengangkut 3 unit helicopter, dirombak menjadi mampu mengangkut 5 unit heli. Begitu pula dengan berbagai detail systemnya, kapal LPD karya PT PAL ternyata telah menjadi jauh lebih unggul daripada LPD yang dibangun sang guru di Korea. Selain menjadi lebih luas, kapal ini ternyata menjadi lebih cerdas, cergas dan trengginas, sehingga sangat bisa diandalkan dalam perannya membantu peperangan..!
Dari sinilah sesungguhnya bayangan akan kemenangan dalam project Philippines mulai jelas kelihatan. Daewoo ternyata kurang mengantisipasi kehadiran PT PAL. Mereka datang hanya mempertaruhkan design dasar LPD Makassar Class yang pernah ditawarkan pada Indonesia. Sedangkan PT PAL sebagai pesaing ternyata sangat tahu diri dan berhati-hati. PT PAL sangat sadar, sekiranya ia hanya mengajukan design LPD Makassar Class, maka Daewoo Korea akan lantang bersuara dan tidak mustahil akan menuntut mereka di pengadilan dengan dalil hak cipta atas sebuah karya. Bahkan meskipun harus menyodorkan design Banjarmasin Class, yang notabene adalah design LPD Makassar Class yang telah dipertingkatkan, sepertinya PT PAL masih tidak yakin akan menang, bahkan mereka berpikir akan menjadi bumerang. Berangkat dari landasan berpikir seperti inilah, akhirnya PT PAL mengajukan design yang sangat jauh dari design lamanya, serta lebih memenuhi spesifikasi yang diinginkan Philippines..! Para peserta tenderpun terkesiap, menyaksikan PT PAL menang telak. Dengan design dan spesifikasi yang lebih hebat, bahkan konon akan lebih baik dari LPD yang kita miliki, secara tidak langsung PT PAL ingin mengatakan pada TNI, bahwa mereka telah siap untuk membangun LHD produksi dalam negeri. SSV Philippines adalah batu loncatan menuju terciptanya kapal perang TNI yang lebih besar, sarat dengan teknologi, serta memiliki harga yang jauh lebih kompetitif.
11018737_1604686263099285_2829501197203459113_n
Luar biasa..! Tentu saja kata luar biasa ini bukan hanya ditujukan pada kehebatan PT PAL..! Tapi juga untuk Philippines yang cerdik dan jeli dalam melihat peluang dan nilai tambah. Dengan harga yang lebih murah dari apa yang diperoleh Indonesia dari Korea, kini mereka mampu mendapatkan produk yang justru jauh lebih baik dari produk serupa yang dibuat dan dimiliki oleh Indonesia sendiri..! Sebagai pembeli, apa yang dilakukan Philippines amatlah pas dan cerdas..! Namun bukan berarti kita telah rugi, sebaliknya kita justru mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Dari project ini, PT PAL bukan saja telah menguasai design dan pembangunan LPD, tetapi mereka juga telah siap dengan keterampilan barunya, yakni membangun LHD. Andil Philippines jelas sangat berarti..!
Dengan benefit yang diperolehnya, kini Philippine mulai melirik kembali kiprah PT PAL dalam project pembangunan kapal fregat PKR SIGMA yang bekerjasama dengan Belanda. Jika projek ini sukses, konon mereka akan segera mengakuisisi produk serupa yang dihasilkan oleh galangan kapal di Surabaya. Philippines telah dan sedang menantikan PKR SIGMA Advanced Edition made in Indonesia..! Hehehe..! Lagi-lagi, sebagai pembeli murni, cara mereka sungguh amat pantas untuk kita adopsi. Tapi tentu saja, kita tidak ingin menjadi bangsa yang cuma bisa beli, bukan..? Jika mampu memproduksi, ngapain kita harus beli..?
Yuk cintai produk dalam negeri..!
@jangan-jangan_changbogopundiincarnya.com
By: Patku Yayan@indocuisine