” Mungkin kita senasib. Kita sedang menghadapi hal yang serupa.”
Kalimat itu meluncur dari salah seorang pejabat Thailand yang sejak beberapa hari ini selalu mengajak saya membahas kisah kisruh negeri Gajah Putih itu di sela acara minum kopi kami. Beliau menyebut project Kra Canal nyaris sama tragisnya dengan nasib project FIR Natuna yang gagal dikembalikan ke Indonesia.
Pada project Kra Canal, disinyalir bahwa Singapore telah
menghadiahkan sebuah atau bisa jadi beberapa rekening kepada rezim
pemerintahan Thaksin Sinawatra. Di Thailand, isu ini ternyata telah
menjadi buah bibir masyarakat Thailand Selatan. Project Kra Canal telah
dengan sengaja dimentahkan, semata-mata untuk tetap menjaga nilai-nilai
strategis Singapore, serta menghindari terjadinya peningkatan nilai
tambah bagi kawasan Thailand Selatan. Dengan melakukan pembiaran
terhadap kemajuan daerah Thailand Selatan, maka diharapkan tuntutan
pemisahan wilayah Narathiwat, Jala dan Patani akan mengalami pelemahan.
Namun ternyata, perkiraan ini telah meleset dari sasaran. Masyrakat yang
kian kritis, mulai mencium gelagat tidak beres.
Thailand Selatan yang selama ini selalu berusaha didekati oleh kerajaan Malaysia, ternyata merupakan lumbung minyak dan gas Thailand yang terbesar. Jika project Kra Canal menjelma, maka Bangkok mengkhawatirkan akan adanya gerakan pemberontakan yang kian membabibuta. Bangkok tidak menginginkan wujudnya Kra Canal menjadi sebuah batas teritorial yang justru menjadi batas antara wilayah Siam dan Thailand Selatan..! Kekhawatiran Siam inilah yang menggerakan niat dan mempertemukan kekhawatiran yang juga ternyata telah sejak lama dimiliki oleh Singapore. Seandainya Kra Canal terwujud, maka kehadirannya ibarat penyakit stroke yang menghantam negeri kecil Singapore. Singapore diyakini akan mengalami lumpuh total, apalagi bila FIR Natuna benar-benar dikembalikan pada Indonesia..!
Dalam konteks FIR Natuna, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah untuk siapakah Singapore mencetak sebuah rekening rahasia, seandainya benar modus yang digunakan untuk menggagalkan project Kra Canal setali tiga uang dengan project FIR Natuna?
Pertanyaan ini mungkin akan menjadi tirai gelap nan kelam, yang entah sampai kapan akan mampu menemukan sebuah jawaban terang. Namun demikian, dengan adanya sedikit titik cerah dari Thailand Selatan, diharapakan ke depannya kita akan lebih mudah menelisik segala hal yang terjadi di balik layar. Semoga..!
Mari bulatkan dan kuatkan tekad, untuk mendukung dan menyongsong kembalinya FIR ke dalam genggaman ibu pertiwi. Maju tak gentar, tentu kita menang..!
By: PatKU Yayan@Indocuisine
Thailand Selatan yang selama ini selalu berusaha didekati oleh kerajaan Malaysia, ternyata merupakan lumbung minyak dan gas Thailand yang terbesar. Jika project Kra Canal menjelma, maka Bangkok mengkhawatirkan akan adanya gerakan pemberontakan yang kian membabibuta. Bangkok tidak menginginkan wujudnya Kra Canal menjadi sebuah batas teritorial yang justru menjadi batas antara wilayah Siam dan Thailand Selatan..! Kekhawatiran Siam inilah yang menggerakan niat dan mempertemukan kekhawatiran yang juga ternyata telah sejak lama dimiliki oleh Singapore. Seandainya Kra Canal terwujud, maka kehadirannya ibarat penyakit stroke yang menghantam negeri kecil Singapore. Singapore diyakini akan mengalami lumpuh total, apalagi bila FIR Natuna benar-benar dikembalikan pada Indonesia..!
Dalam konteks FIR Natuna, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah untuk siapakah Singapore mencetak sebuah rekening rahasia, seandainya benar modus yang digunakan untuk menggagalkan project Kra Canal setali tiga uang dengan project FIR Natuna?
Pertanyaan ini mungkin akan menjadi tirai gelap nan kelam, yang entah sampai kapan akan mampu menemukan sebuah jawaban terang. Namun demikian, dengan adanya sedikit titik cerah dari Thailand Selatan, diharapakan ke depannya kita akan lebih mudah menelisik segala hal yang terjadi di balik layar. Semoga..!
Mari bulatkan dan kuatkan tekad, untuk mendukung dan menyongsong kembalinya FIR ke dalam genggaman ibu pertiwi. Maju tak gentar, tentu kita menang..!
By: PatKU Yayan@Indocuisine
No comments:
Post a Comment