Sunday, July 12, 2015

SENDIRI BELUM TENTU SEPI

Akhirnya hari ini saya bisa bercengkerama dengan seorang lelaki tua keturunan Tionghoa. Lelaki itu dikenal sangat sulit didekati, apalagi diakrabi. Masyarakat sekitar menjulukinya sebagai manusia dengan indra ke enam. Setiap orang yang ditemuinya akan ditatapnya terlebih dahulu, untuk mengetahui sifat-sifat dan pemikirannya.
Banyak orang yang berbalut busana perlambang suatu agama, harus menerima malu karena seringkali merasa ditelanjangi oleh kemampuan terawangannya.
Tapi sebaliknya, banyak penjahat yang kini berubah baik dan bekerja di perusahaannya. Ya, meski terlihat lusuh, sejatinya dia adalah seorang pengusaha hasil bumi terkemuka.
Hampir seluruh Langkawi dan sekitarnya telah mengenalnya sebagai juragan buah. Berbagai macam buah lokal, ia budidayakan di kebunnya yang luas. Alhasil, kini produknya sudah memenuhi berbagai tempat, bahkan konon telah berhasil menembus pasaran di Kuala Lumpur.
Sukses dalam bisnis, ternyata tidak disertai dengan keberhasilannya dalam rumah tangga. Pernah beberapa kali menikah namun selalu gagal. Ketika Tuhan telah memberinya jodoh dan keturunan, Tuhan pula mengambilnya dalam waktu yang seketika.
Keluarganya mengalami kecelakaan lalulintas yang amat fatal, sehingga merenggut nyawa seisi rumahnya, serta hanya meninggalkan dia dalam kecacatan. Kini, lelaki tua ini hanya bertumpu pada sebelah kakinya.
Tapi siapapun yang menatap matanya, tidak akan pernah menemukan setitik rasa ingin menyerah di dalamnya. Kekuatan semangatnya sangat luar biasa. Tapi benarkah demikian..?
Bohong jika dia tidak pernah kecewa, sedih, kehilangan, sepi, merasa dikhianati dan bahkan merasa kehilangan keyakinan atas adanya sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Dia pernah merasakan kehilangan segalanya, dan dunia ini benar-benar terasa sangat sepi, seolah hanya dia seorang yang menghuni. Tapi justru berangkat dari rasa inilah, dia mulai menemukan keyakinan kembali.
Dunia yang dirasanya sepi, telah dimaknainya sebagai kesempatan yang Tuhan beri untuk kembali berdiri. Dalam kesendirian, dia merasa Tuhan telah memberikan kavling dunia dimana dia dipercaya untuk menjadi seorang penguasa..! Semangatnya kembali membuncah.
Dia selalu berusaha mencari setiap makna hidup yang tersembunyi. Dia selalu mengartikan pesan-pesan Illahi dari arah yang terkadang berkebalikan dengan nalar. Ia menjadi lebih percaya dengan hati. Dia telah menjelma menjadi sosok manusia yang super peka.
Ketika keluarganya menyambut dia untuk kembali pulang, dia menemukan suasana yang sangat jauh berbeda. Meski riuh, namun dia melihat wajah-wajah sepi menghiasi mereka.
Sebaliknya, meskipun orang lain iba dengan kondisi fisiknya, tapi dia justru merasa bahagia, dan amat jauh dari rasa sepi apalagi takut.
Tuhan telah menyelamatkan jiwanya, bukan semata-mata karena kebetulan, tapi pasti ada maksud dan niat tersendiri. Semangat itulah yang kini dia miliki.
Sejak saat itu, dengan segala keterbatasan fisiknya, dia terus mengabdi pada kebajikan, dengan harapan bisa menemukan makna hidup yang sebenarnya.
Dan benar, pesan Tuhan datang melalui seorang anak yang tak mampu membeli pisang hasil kebunnya di sebuah toko buah langganannya. Hatinya terketuk, dan memanggilnya untuk tinggal di rumahnya. Setelah tamat sekolah, kini anak itu dipercaya untuk mengelola asset bisnisnya. Konon dari anak ini pulalah, dia mulai memahami nilai-nilai ketauhidan. Dia mulai belajar agama, dia mulai mendekati Islam, hingga akhirnya Tuhan benar-benar menyentuh hatinya dengan hidayah, dan melancarkannya menjadi sosok seorang Muslim.
Kini lelaki yang meski sendiri namun tak pernah merasa sepi itu, telah benar-benar menjadi seorang muslim. Panca indranya benar-benar bekerja seirama, jujur, tulus, namun sangat teliti. Luar biasa..!
Assalaamualaikum..! Kami mengakhiri perbincangan disebuah restoran China muslim miliknya.

By :  Bapak Yayan@indocuisine

No comments:

Post a Comment